Rabu, 21 Juli 2010

Patiaku Sayang Patiaku Malang

Waktu itu tanggal 17 Mei 2010, tepatnya saat UAS kelas 3 MTs kebetulan aku jadi pengawas selama 1 minggu. Pukul 10.00 tepatnya di kantor ruang dewan guru, Kepala Yayasan menghimbau kepada dewan guru agar harus ada beberapa guru yang siap, iklas mengabdikan dirinya memajukan sekolah di sana. Tanpa ditunjuk hatiku merasa tergugah secara tiba-tiba. Saya kurang begitu tahu Patia itu daerah yang seperti apa, tapi hatiku tetap kukuh untuk mengembangkan ilmu di sana.
Patia adalah kecamatan yang terpencil yang masih terbelakang, jauh dari hiruk pikuk perkotaan, semuanya masih terasa serba kampung dan sederhana. Setelah saya pantau langsung ke sana ternyata sudah ada beberapa sekolah di sana mulai dari SD yang bangunannya sudah cukup bagus, MTs dan SMK IPTEK, bangunan sekolah MTs masih banyak yang harus direnovasi, sedangkan SMK belum mempunyai bangunan yang tetap, masih menumpang ke MTs. Pagi hari bangunan dipakai MTs dari pukul 07:15 hingga 13:00 dan baru pukul 13:30 hingga 17:00 dapat dipakai oleh SMK. Tapi sudah cukup senang karena SMK juga sudah membangun fondasi untuk rencana bangunan.
Menurut kabar yang saya dapat dari penduduk, listrik mulai masuk ke Patia baru sekitar sepuluh tahunan. Itupun kadang kala sering mengalami gangguan. Bantuan perbaikan kadang terlambat karena para petugasnya merasa enggan ke sana karena akses jalan yang rusak.
Perjalanan ke sana menyenangkan tapi satu kendalanya ialah jalan rusak. Jalannya rusak parah dan kalau musim hujan, daerahnya menjadi langganan banjir. Ya, mungin dari permasalahan tadi banyak guru yang merasa enggan untuk ditugaskan ke sana, awal mulanya mereka mau ke sana karena melihat semangat belajar anak-anaknya tinggi, tetapi kemudian semangat para guru menurun kala musim hujan. Dengan demikian semangat pembelajaran terhambat dan anak-anak sekolah kurang mendapat pembelajaran yang selayaknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar